Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batu bara terbesar di dunia. Seiring dengan meningkatnya permintaan energi global, industri batu bara di Indonesia semakin berkembang pesat. Tidak hanya menjadi sumber daya alam yang penting bagi perekonomian Indonesia, industri batu bara juga memberikan kontribusi besar terhadap pasar saham di Indonesia.
Investasi di saham batu bara merupakan salah satu pilihan investasi yang menjanjikan, namun juga memiliki risiko yang tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan disajikan daftar saham batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan penjelasan singkat mengenai masing-masing saham.
Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan dan informasi yang berguna bagi pembaca yang tertarik dengan investasi di saham batu bara di Indonesia.
Daftar Saham Batu Bara yang Terdaftar di BEI
Industri batu bara Indonesia terus berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan energi global. Investasi di saham batu bara di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjanjikan, tetapi memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, untuk membantu pembaca yang tertarik berinvestasi di saham batu bara, artikel ini akan memberikan daftar saham batu bara yang terdaftar di BEI dan informasi singkat mengenai masing-masing saham.
1. PT Adaro Energy Tbk
ADRO PT Adaro Energy Indonesia Tbk adalah perusahaan pertambangan batu bara yang didirikan pada tahun 1982. Produk utamanya adalah environcoal batu bara termal dengan kadar polutan yang rendah. Adaro Energy juga memiliki aset batu bara metalurgi yang beragam. Pada Q1 2022, anak perusahaan Adaro Minerals berhasil memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 6,3 T.
2. PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk
AIMS Akbar Indo Makmur Stimec Tbk didirikan pada Mei 1997. Perusahaan ini bergerak dalam bidang perdagangan bahan bakar padat, cair, dan gas skala besar. Setelah memfokuskan pada perdagangan batu bara sebagai bidang usaha baru pada tahun 2005, saham batu bara ini melakukan Penawaran Umum Perdana Saham pada Juni 2001 dengan jumlah saham 40.000.000 saham dengan nilai Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 250 per saham.
3. PT Atlas Resources Tbk
ARII PT Atlas Resources Tbk bergerak dalam ekspor-impor dan perdagangan bahan bakar padat, termasuk perdagangan batu bara, batu bara padat (briket), batu abu tahan api, dan transportasi pertambangan dan batu bara, termasuk pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas transportasi di bidang pertambangan. Perusahaan ini memiliki tambang batu bara yang tersebar di enam lokasi. Pada Q1 2022, emiten ini membukukan laba bersih sebesar Rp 34 M.
4. PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk
BOSS PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk bergerak di sektor pertambangan khususnya batu bara berkualitas tinggi. Perusahaan BOSS menjadi perusahaan batu bara pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menerima dana eksplorasi dari Pemerintah Jepang melalui agen Japan Oil Gas Metal Corporation (JOGMEC).
Menurut laporan keuangan kuartal pertama 2022, pendapatan perusahaan ini mencapai Rp 55,6 Miliar.
5. PT Baramulti Suksessarana Tbk
BSSR PT Baramulti Suksessarana Tbk adalah perusahaan tambang dan infrastruktur batu bara di Kalimantan Timur. Saat ini, BSSR berfokus pada kegiatan pertambangan batu bara dengan tujuan ekspor utama ke Tiongkok dan India.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal pertama 2022, BSSR mencatat pendapatan sebesar Rp 1,6 Triliun dengan total laba bersih sebesar Rp 355 Miliar.
6. PT Bumi Resources Tbk
BUMI PT Bumi Resources Tbk (BUMI) didirikan pada bulan Juni 1973 dan memiliki kegiatan usaha di bidang eksplorasi dan eksploitasi kandungan batu bara (termasuk pertambangan dan penjualan batu bara) serta eksplorasi minyak. Perusahaan ini merupakan bagian dari kelompok usaha Bakrie dan terdaftar di IPO sejak Juli 1990.
Menurut laporan keuangan kuartal pertama 2022, BUMI mencatatkan pendapatan sebesar Rp 5 Triliun dengan laba bersih sebesar Rp 671 Miliar.
7. PT Bayan Resources Tbk
BYAN PT Bayan Resources Tbk adalah produsen batu bara yang berlokasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. BYAN memproduksi batu bara kokas semi-lunak, batu bara sulfur ramah lingkungan, dan batu bara sub-bituminous.
Menurut laporan keuangan tahun 2021, BYAN berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 40,7 Triliun dengan laba bersih sebesar Rp 18 Triliun.
8. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk
DSSA PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) memulai operasinya secara komersial pada tahun 1998 dengan kegiatan bisnis meliputi pertambangan batu bara dan pembangkitan listrik tenaga uap. Pada tahun 2009, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.
Menurut laporan keuangan kuartal pertama 2022, DSSA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 10,7 Triliun dengan laba bersih sebesar Rp 2,5 Triliun.
9. PT Golden Energy Mines Tbk
GEMS adalah perusahaan pertambangan yang berpartisipasi melalui anak perusahaan dan bergerak di perdagangan batu bara dan perdagangan lainnya. Pada tahun 2021, perusahaan ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 22,6 T dengan laba bersih sebesar Rp 5 T.
10. PT Harum Energy Tbk
HRUM didirikan pada tanggal 12 Oktober 1995 dengan nama PT Asia Antrasit dan kemudian berganti nama menjadi PT Harum Energy pada tanggal 13 November 2007. Perusahaan ini bergerak di bidang pertambangan, industri, perdagangan, dan jasa yang terkait dengan batu bara. Kegiatan usaha ini dijalankan bersama dengan entitas anak dan entitas asosiasi. Emiten HRUM berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,4 T pada tahun 2021.
11. PT Indika Energy Tbk
INDY mulai beroperasi pada tahun 2004 di bidang perdagangan, konstruksi, pertambangan, transportasi, dan jasa. INDY melantai di pasar saham sejak Juni 2008 dengan total saham penawaran sebanyak 937 juta lembar dengan harga penawaran sebesar Rp 2.950. Pada tahun 2021, perusahaan ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 43,8 T dengan laba bersih sebesar Rp 904 M.
12. PT Indo Tambangraya Megah Tbk
ITMG berdiri sejak tahun 1987 dan berbisnis di bidang operasi pertambangan dan penjualan batu bara dengan pasar pemasaran di Asia, Eropa, kawasan Pasifik, dan Indonesia dengan kalori antara 5.000 – 6.000 kkal/kg. Saat ini, kepemilikan saham publik ITMG sebesar 34,86%. Pada tahun 2021, perusahaan ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 29,6 T dengan laba bersih sebesar Rp 6,7 T.
13. PT Resource Alam Indonesia Tbk
KKGI merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara melalui anak perusahaan dan perdagangan batu bara. Perusahaan yang sebelumnya bernama PT Kurnia Kapuas Utama Glue Industries ini memproduksi batu bara yang sebagian besar diekspor ke China (78%), India (9,6%), dan Korea (8,2%). Pada tahun 2021, perusahaan ini berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 328 M dari total pendapatan sebesar Rp 1,8 T.
14. PT Mitrabara Adiperdana Tbk
MBAP adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara sejak tahun 2008 dan merupakan bagian dari Baramulti Group yang beroperasi di Malinau, Kalimantan Utara. Pada periode Q1 2022, MBAP berhasil mencatatkan pendapatan senilai Rp 2,2 triliun dengan laba bersih Rp 1 triliun.
15. PT Bukit Asam Tbk
PTBA, sebuah emiten batu bara, telah berdiri sejak zaman kolonial Belanda pada tahun 1919 di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. PTBA mencakup kegiatan usaha operasi penambangan batu bara yang meliputi penelitian, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan, dan perdagangan. Pada tahun 2021, PTBA berhasil meraih pendapatan senilai Rp 29,2 triliun dengan laba bersih Rp 8 triliun.
16. PT Golden Eagle Energy Tbk
SMMT adalah perusahaan batu bara yang bergerak dalam bidang pertambangan batu bara dengan aktivitas pendukung dalam bidang jasa, perdagangan, pembangunan, perindustrian, dan pengangkutan darat. Pada tahun 2021, perusahaan ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp 250 juta dari total pendapatan sebesar Rp 508 juta.
17. PT TBS Energi Utama Tbk
TOBA mencakup kegiatan usaha investasi pada bidang pertambangan batu bara, perkebunan kelapa sawit, dan produsen pembangkit listrik mandiri. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak Juli 2012 dengan total saham penawaran sebanyak 210 juta lembar dan harga IPO sebesar Rp 1.900 per lembar. Pada tahun 2021, TOBA berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 937 juta dari total pendapatan sebesar Rp 6,6 triliun.
18. PT Trada Alam Mineral Tbk
TRAM adalah perusahaan yang awalnya mengelola bisnis 100% angkutan pelayaran laut dan kemudian bertransformasi ke sektor pertambangan batu bara sebesar 80% dan angkutan pelayaran laut sebesar 20%. TRAM tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak September 2008 dengan jumlah 4 juta lembar saham dan harga IPO sebesar Rp 125. Pada saat ini, TRAM menjadi salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara.
19. PT Garda Tujuh Buana Tbk
GTBO PT Garda Tujuh Buana Tbk. (GTBO) didirikan pada tahun 1996 dan memegang izin Kuasa Penambangan Eksploitasi. Perusahaan ini bergerak dalam operasi pengolahan penambangan batu bara dan logistik secara terpadu.
GTBO menambang batu bara termal dan dikenal sebagai produsen batu bara dengan kandungan kalori rendah. GTBO menjadi salah satu perusahaan yang menambang dan menjual jenis batu bara tersebut.
GTBO terdaftar di IPO pada bulan Juli 2009 dengan total saham sebanyak 1,8 juta lembar dan harga per lembar sebesar Rp 150.